Buku Kanda Pat dan Pangringkes Aksara

Kanda Pat (Catur Sanak) Rp. 290.000

Penyusun : Komang Putra
Penerbit : Bali Publisher
Tahun : 2025
Konten : 362 pages, A5
Jilid : Hard Cover
Kertas : Book Paper (Krem)

ORDER


Buku Kanda Pat - Catur Sanak
Empat Saudara Spiritual yang Mendampingi Manusia Sejak Lahir


Tattwa Kanda Pat (Catur Sanak) adalah salah satu ajaran spiritual tertua dan paling fundamental dalam tradisi Hindu Bali. Secara harfiah, Kanda Pat berarti 'empat cerita/ajutan' yang utama, dan Catur Sanak berarti 'empat saudara'. Ajaran ini menyoroti keyakinan bahwa setiap manusia dilahirkan bersama empat saudara gaib yang mendampingi dan melindungi sepanjang hidupnya, mulai dari dalam kandungan hingga akhir hayat. 

Catur Sanak merujuk pada empat elemen fisik yang menyertai kelahiran seorang bayi. Keempat elemen ini memiliki peranan yang sangat besar dalam membantu janin tumbuh dan lahir dengan selamat.

Saat bayi masih dalam kandungan dan baru lahir, keempat saudara ini berwujud fisik dan disebut Kanda Pat Rare atau Nyama Catur (empat saudara):
  1. Yeh Nyom (Air Ketuban): Berfungsi sebagai "pembuka jalan" yang melumasi dan membantu bayi keluar dari rahim.
  2. Getih (Darah): Darah yang menyertai proses kelahiran, melambangkan kehidupan dan energi.
  3. Lamas (Lemak Kulit/Tali Pusar): Merupakan selubung halus janin, atau kadang merujuk pada tali pusar, yang bertugas melindungi bayi di dalam rahim.
  4. Ari-ari (Plasenta): Berfungsi sebagai sumber makanan dan oksigen bagi janin, sering dianggap sebagai pelindung utama.
Setelah kelahiran, unsur-unsur fisik ini melebur ke alam semesta, tetapi roh atau energi spiritualnya tetap berada di dekat manusia sebagai saudara spiritual. Ari-ari khususnya, diperlakukan dengan ritual khusus (dikubur) sebagai bentuk penghormatan.

Transformasi Spiritual dan Manifestasi Kanda Pat
Seiring pertumbuhan spiritual seseorang, manifestasi Kanda Pat juga bertransformasi, mencerminkan sifat-sifat alam semesta dan batin manusia. Secara umum, konsep Kanda Pat terbagi menjadi tiga tingkatan utama:

Kanda Pat Bhuta (Aspek Kekuatan Alam Bawah)
Bhuta berarti kekuatan alam atau raksasa. Pada tingkat ini, Kanda Pat diwujudkan sebagai kekuatan alam yang bersifat kasar dan sering dikaitkan dengan nafsu atau aspek negatif (Tri Guna: Tamas) yang perlu dikendalikan.

Dalam lontar-lontar, manifestasi spiritual ini diberi nama:
  1. Anggapati: Berarti kala atau nafsu di dalam diri sendiri.
  2. Mrajapati: Penguasa di alam kubur (Durga Setra Gandamayu).
  3. Banaspati: Diwujudkan sebagai jin, setan, atau penjaga tempat-tempat keramat seperti sungai dan jurang.
  4. Banaspatiraja: Diwujudkan dalam bentuk barong, penguasa hutan atau kayu besar.
Jika manusia tidak mampu mengendalikan diri, Kanda Pat dapat condong ke sifat Bhuta dan mendominasi diri dengan sifat-sifat buruk, seperti keserakahan dan amarah.

Kanda Pat Manusa (Aspek Kemanusiaan)
Ini adalah manifestasi yang lebih sederhana, berfokus pada hubungan antar manusia dan tindakan (Tri Kaya Parisudha). Sifat yang dominan adalah Rajas (dinamis, ambisius). Konsep ini erat kaitannya dengan ajaran Tri Hita Karana, khususnya hubungan harmonis antara sesama manusia (Pawongan).

Kanda Pat Dewa atau Kanda Pat Sari (Aspek Kedewaan)
Ini adalah tingkatan tertinggi, dimana energi Kanda Pat telah mengalami penghalusan dan berada pada level sari (inti) atau ratu (utama). Sifat yang dominan adalah Satwam (bijaksana, suci). Kanda Pat Sari adalah ajaran utama mengenai ilmu kesaktian (kawisesan) dan kesidian (kemampuan spiritual). Pada level ini, Kanda Pat berfungsi sebagai penuntun spiritual yang akan melindungi dan memberikan anugerah kekuatan batin.

Konsep dasar dari ketiga tingkatan ini dirangkum dalam ungkapan: "Manusa ye, Butha ye, Dewa ye" (Dia itu sebagai manusia, sebagai Bhuta, dan sebagai Dewata).

Dengan memahami dan mempraktikkan ajaran Kanda Pat Catur Sanak, manusia Bali berusaha untuk mencapai harmoni spiritual, mengendalikan hawa nafsu (Bhuta), menyeimbangkan kehidupan sosial (Manusa), dan mendekatkan diri pada sifat-sifat keilahian (Dewa).